Minggu, 16 Maret 2014

Makalah Teknologi Tanaman Pangan Utama Budidaya Tanaman Padi Sawah


MAKALAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN UTAMA
BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH

Oleh :




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012



KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Kami selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini terutama kepada Bapak Maulidi, SP, M.Sc selaku pembimbing kami.
Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Pontianak,  mei 2012

Penyusun







PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi.
Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar legowo pada padi sawah untuk menghasilkan benih yang berkualitas untuk para petani yang telah dilakukan dan menjadi program pokok Balai Penyuluhan Pertanian Rasau Jaya.
Dalam melaksanakan usaha tanam padi dan jagung ada bebarapa hal yang menjadi tantangan salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.
B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Pengembangan pertanian pada padi sawah masih banyak kekurangan baik pada budi daya tanaman padi sawah
2.      Teknik budidaya padi sawah yang benar


C.   TUJUAN PENULISAN
Selain untuk melengkapi tugas terstruktur mata kuliah “ TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN UTAMA“, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan sedikit pengetahuan kita tentang teknik budidaya tanaman padi sawah. Dan dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan kita tentang teknik budidaya tanaman padi sawah yang baik dan benar dan menjadikan kita manusia yang berwawasan luas juga berintelektual tinggi.



PEMBAHASAN
PADI SAWAH
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1.  PERSEMAIAN
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a.   Penggunaan benih
- Benih unggul
- Bersertifikat
- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha
b. Persiapan lahan untuk persemaian
- Tanah harus subur
- Cahaya matahari
- Pengairan
- Pengawasan
c.   Pengolahan tanah calon persemaian
- Persemaian kering
- Persemaian basah
- Persemaian sistem dapog
Ø  Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
·         Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
·         Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.
·         Selanjutnya tanah digaru
Areal  persemaian  yang   tanahnya   sempit   dapat   dikerjakan   dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang
-  Lebar bedengan 100 -150 cm
- Tinggi bedengan  20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
·         Penaburan benih dan pencabutan bibit
·         Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
·         Penyiangan
·         Pengairan
·         Pemupukan
·         Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Ø  Persemaian Basah
Perbedaan   antara   persemaian   kering   dan   basah   terletak   pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air :
·         Air akan melunakan tanah
·         Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
·         Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit

Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Ø  Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
·         Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
·         Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
·         Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga
·         Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
·         Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
·         Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah
d.   Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
·         Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
·         Agar terjadi proses tisiologis
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya  benih  cepat  berkecambah.  Terserap  atau  masuknya  air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam (sebelumnya ditiriskan atau dietus)
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah :
·         Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
·         Benih tersebar rata
·         Kerapatan benih harus sama
e.   Pemeliharaan persemaian
1)  Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air   keselokan   yang   berada   diantara   bedengan,   agar   terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor
yang memperngaruhi  perkembangan  semai,  terutama  pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
·         Bedengan digenangi air selama 24 jam
·         Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak (nyemek-nyemek), kemudian benih mulai bisa disebar
Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak- macak ini, dimaksudkan agar benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.
·         Benih tidak busuk akibat genagan air
·         Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat
·         Benih mendapat sinar matahari secara langsung
Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya: bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
2)  Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.

2.   PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

a.   Pembersihan
·         Selokan-selokan perlu dibersihkan
·         Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
b.   Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
c.   Membajak
·         Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
·         Membalikkan  tanah  beserta  tumbuhan  rumput  (  jerami  )  sehingga akhirnya membusuk.
·         Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d.  Menggaru
·         Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
·         Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
·         Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar
·         Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan ¾  Permukaan tanah menjadi rata, ¾  Air yang merembes kebawah menjadi berkurang, Sisa tanaman atau rumput akan terbenam, ¾  Penanaman menjadi mudah, ¾  Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3.  PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a.  Persiapan lahan
b.  Umur bibit
c.  Tahap penanaman

a.   Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b.  Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit
c.  Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1)  Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
·         Bibit telah berumur 17 -25 hari
·         Bibit berdaun 5 -7 helai
·         Batang bagian bawah besar, dan kuat
·         Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
·         Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit  yang  berumur  lebih  dari  25  hari  kurang  baik,  bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2)  Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c.  Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang e. Kedalam menanam bibit
f.  Cara menanam
a)  Sistim larikan ( cara tanam )
·         Akan kelihatan rapi
·         Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
·         Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
·         Dan perlakuan-perlakuan lainnya
·         Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b)  Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
·         Jenis tanaman
·         Kesuburan tanah
·         Ketinggian tempat / musim
Ø  Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang  lebih  besar,  sebaliknya  jenis  padi  yang  memiliki jumlah  anakan  sedikit  memerlukan  jarak  tanam  yang lebih sempit.
Ø  Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan  lebih  lebar  daTi  pada  jarak  tanam  padah  tanah yang jurang subur.
Ø  Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada  musim  kemarau,  dan  25  x  25  cm  pada  musim hujan.
c)  Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah :
·         Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
·         Hubungan tanaman empat persegi panjang.
·         Hubungan tanaman 2 baris.
d)  Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang
e)  Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.
f)  Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam.  Setelah  pengukuran  jarak  tanam  selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.

4. PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
a.   Penyulaman dan penyiangan.
Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :
·         Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
·         Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
·         Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
·         Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b.  Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
·         Pengairan secara terns menerus
·         Pengairan secara piriodik




c.  Pemupukan
Tujuannya   adalah   untuk   mencukupi   kebutuhan   makanan   yang berperan  sangat  penting  bagi  tanaman  baik  dalam  proses pertumbuhan / produksi,  pupuk  yang  sering  digunakan  oleh  petani berupa :
·         Pupuk alam ( organik )
·         Pupuk buatan ( an organik ) Dosis pupuk yang digunakan :
-  Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
-  Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
-  Pupuk KCI 50 -100 kg / ha




























PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Untuk mendapatkan hasil produksi tanaman padi sawah yang baik sebaiknya petani mengetahui bagaimana cara teknik budidaya tanaman padi sawah yang baik dan benar. Hal ini mencangkup bagai mana proses mendapatkan benih padi, peholahan lahan, penanaman dan pemeliharaan baik penyulaman maupun pemupukan.
B.   SARAN
1.      Penulisan kami ini masih banyak kekurangannya, jadi saya memerlukan saran yang baik dari pembaca, agar saya dapat memperbaikinya pada penulisan berikutnya.
2.      Dari penulisan saya ini mungkin mempunyai banyak kesalahan, harap di maklumi karena keterbatasan saya dalam mendapatkan informasi tentang lahan gambut.
























DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis PS. 2000. Budidaya dan Pengolahan padi sawah, Srategi Pemasaran. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tidak ada komentar: