TUGAS
INDIVIDU
FISIOLOGI
TUMBUHAN
“Transportasi Air di Dalam Tumbuhan”
“Transportasi Air di Dalam Tumbuhan”
Disusun
oleh:
NAMA : ARI KURNIA
NIM : C51112103
KELAS : AGROTEKNOLOGI C
NIM : C51112103
KELAS : AGROTEKNOLOGI C
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan eksperimen, status air
dalam tumbuhan tergantung pada laju relatif penyerapan air oleh akar dan
keluarnya air melalui proses transpirasi. Percobaan-percobaan tersebut juga
menunjukan bahwa apa yang terjadi pada suatu ujung tanaman (akar) akan
mempengaruhi ujung tanaman yang lain (daun).
Sebagai contoh,
apabila penganbilan air yang dilakukan oleh akar kurang akan menyebabkan
keluarnya air pada seluruh bagian tanaman termasuk sel daun. Suatu desifit yang
menyebankan berkurangnya evaporasi dari daun dan tentu saja laju transpirasi
pada daun menjadi lebih rendah. Sebaliknya transpirasi yang berlebihan juga
dapat menyebabkan defisit air.
Defisit tekanan
difusi didalam sel-sel tanaman termasuk sel-sel akar menimbulkan gradien
potensial air dari larutan tanah ke akar yang menyebabkan terjadinya penyerapan
air secara keseluruhan, sisitem akan bekerja sebaagai suatu kesatuan yang
selalu cenderung menjaga semua sel dalam tanaman agar mendekati kondisi turgid.
Bagaimana hubungan
antara ujung akar dan pucuk tanaman dalam hal pergerakan air tersebut atau
jalur apakah yang digunakan air untuk bergerak dari akar menuju daun ?
Percobaan
tersebut akan memberikan jawabannya
B.
Tujuan
Praktikum
Untuk mempelajari transportasi air didalam
jaringan tumbuhan.
BAB
II
TIJAUAN PUSTAKA
TIJAUAN PUSTAKA
Pengangkutan air pada tumbuhan meliputi 2 cara yaitu pengangkutan air dan garam mineral diluar pembuluh xilem (ekstravaskuler) dan pengangkutan air melalui pembuluh xilem (intravaskuler).
1. Transfortasi ekstravaskuler
Proses pengangkutan
ekstravaskuler sebagai berikut, air bergerak secara horizontal yaitu dari
pemukaan akar menuju ke sel epidermis (rambut akar) kemudian bergerak diantara
sel-sel korteks. Untuk sampai ke stele air harus melewati sitoplasma sel-sel
endodermis. Transportasi ekstravakuler ada dua macam yaitu :
a. Transportasi simplas
Yaitu pengangkutan air dan zat terlarut secara difusi osmosis, dari sel ke
sel melalui bagian sel tumbuhan yang hidup misalnya sitoplasma (plasmodesmata)
dan vakuola. Pada transportasi simplas ini air dan zat terlarut terhalang oleh
nilai osmosis dan sel endodermis serta perisikel (perikambium) yang lebih
rendah dari sel-sel korteks disebelah luarnya sehingga transportasi air dan zat
terlarut dari korteks ke stele baik simplas maupun apoplas harus dengan
transpor aktif atau pompa ion. Arus simplas berari air atau zat terlarut
bergerak dari plasma sel ke plasma sel lainnya, serta mampu menembus lapisan
endodermis.
b. Transportasi Apoplas
Merupakan pengangkutan air dan zat terlarut secara difusi osmosis (transpor
pasif) diluar sitoplasma melalui bagian sel tumbuhan yang tidak hidup, misalnya
melalui dinding sel dan ruang antar sel. Pada transportasi apoplas, air tidak
bisa masuk ke xilem karena terhalang penebalan zat gabus(suberin) pita kaspari
sel endodermis, sehingga air harus dipompa menembus sitoplasma sel endodermis
dan transportasi menjadi bersifat simplastik terutama melalui peresap (sel
penerus air) yang letaknya sejajar dan dengan permukaan akar dan tidak
berhadapan dengan xilem. Arus apoplas berarti air atau zat terlarut masuk
kedalam tmbuhan melalui dinding sel sereta ruang antar sel yang menyebabakan
arus ini hanya sampai pada endodermis. Arus apoplas ini hanya sampai
endodermis karena dinding sel endodermis mempunyai penebalan lignin yang tidak
tembus air (pita caspari atau penebalan lebih lanjut), dan harus melewati
plasma.
2. Transportasi Intravaskuler
Merupakan pengangkutan air dan garam mineral dari akar menuju bagian atas
tumbuhan (daun ) melalui xilem. Urutannya Xilem akar, xilem batang, xilem
tangkai daun, xilem tulang daun. Selanjutnya dari xilem tulang daun masuk ke
sel-sel mesofil daun untuk di gunakan dalam fotosintesis. Proses transportasi
air melalui xilem bersifat apopplastik karena sel-se xilem bersifat sel mati.
Faktor yang mempengaruhi transportasi air dan zat terlarut melalui xilem dari
akar hingga ke daun antara lain:
a. Daya
kapilaritas
Yaitu kemampuan naiknya cairan
didalam pipa kapiler karena adanya adhesi(daya tarik menarik antar molekul tak
sejenis) dan kohesi (daya tarik menarik antar molekul sejenis). Air dan zat
terlarut dapat diangkut keatas karena daya adhesi lebih besar dari kohesi.
b. Daya
hisap daun
Merupakan kemampuan daun untuk meningkatkan
aliran air dari akar kedaun pada saat transpirasi atau penguapan. Molekul air
dari akar sampai kedaun berderet secara berkesinambungan seolah-olah membentuk
rantai molekul air . Potensial air akan makin kecil jika menjauh dari air.
Dengan demikian potensial air daun lebih kecil dari potensial air di akar dan
batang. Pada saat transpirasi, potensial air di daun akan mengecil dan
mengakibatkan terjadinya tarikan air keatas dari sel-sel dibawahnya.
c. Daya
tekan akar
Merupakan kemampuan akar mendorong
air dalam xilem akar menuju keatas. Daya tekan akar merupakan hasil aktifitas
sel-sel epidermis dengan rambut akarnya yang terus menerus menyerap air dan zat
terlarut dalam tanah dan menyebabkan konsentrasi air dan tekanan turgor sel
akar meningkat. Meningkatnya konsentrasi air dan tekanan turgor sel akar
menyebabkan terjadinya dorongan air keatas didalam pembuluh xilem.
d. Terori
vital
Perjalanan
air di dalam tanaman akan terlaksana krn bantuan sel-sel hidup, dalam hal ini
adalah sel-sel parenkim kayu & sel-sel jari-jari empulur yang ada di
sekitar xilem.
Pengangkutan air serta zat hara
berjalan dari sel ke sel dan arahnya horizontal. Didalam
akar, pengakutan initerjadi dari bulu akar ke epidermis, korteks,
endodermis, dan stele (berkas pengangkut). Misalnya pengangkutan air dan
garam mineral dari dalam tanah. bulu akar merupakan tempat masuknya air dan
mineral dari dalam tanah.masuknya air dan mineral ini adala secara osmosis.
Dari bulu akar air dan mineral masuk lewat korteks menuju menuju silinder pusat.
Setelah mencapai stele, air dan mineral diangkut menuju silinder
pusat, Setelah mencapa stele, air dan mineral diangkut
ke atas secaraintrafasikuler melalui xilem.parenkim xilem mempunyai fungsi
untuk transfor kearah lateral, pengangkutan air melalui xilem dapat terus
berlangsung meskipun xilem itu mati, ini membuktikan bahea tenaga untuk
mendorong air bukan berasal dari xilem itu sendiri.
Terdapat dua macam pembuluh angkut
pada tumbuhan, yaitu pembuluh xylem dan pembuluh floem. Adapun fungsi dari
masing-masing pembuluh tersebut adalah; xylem berfungsi untuk mengangkut air
dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Selain
itu, fungsi xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga tidak
mudah jatuh atau roboh. Xilem sel penyusunnya meliputi elemen trakea, serat
xilem dan parenkim xilem. Xilem pada tumbuhan berbunga mempunyai dua tipe sel,
yaitu trakeid dan unsur pembuluh. Kedua tipe sel ini merupakan sel mati. Pada
dasarnya xylem merupakan jaringan kompleks Karena terdiri dari beberapa tipe
sel yang berbeda baik hidup maupun tidak hidup. Dinding sel xylem tebal karena
dilapisi oleh lignin.
Sedangkan fungsi floem
yaitu membawa gula terlarut dari daun ke seluruh bagian tumbuhan, dan
pergerakan materi dari tempat produksi, daun dewasa, ke tempat pemanfaatannya
dalam jaringan yang sedang tumbuh dan bereproduksi atau ke tempat penyimpanan.
Flem Sel penyusunnya meliputi sel-sel tapis,komponen pembuluh tapis sel
pengantar, serat floem dan parenkim floem. Fungsinya untuk menyalurkan zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.Pada tumbuhan
tertentu, serabut floem dapat digunakan sebagai tali, misalnya rami (Boehmeria
nivea).
Adapun yang menyebabkan air dapat
diangkut oleh tumbuhan melawan arah gaya berat adalah karena tumbuhan
menggunakan tekanan akar, tenaga kapilaritas, dan juga tarikan transpirasi.
Namun, pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang sangat berperan paling
penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari
sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel
ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di
daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan
xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu,
air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi,
sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel
mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan
air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan
selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus
terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman.
BAB
III
METODE KERJA
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
2 pucuk daun
puring yang mirip (satu ranting/cabang), 2 botol selai (jam) yang besarnya
sama, sumbat gabus, vaseline, pisau kecil
B.
Cara Kerja
1. Siapkan
2 pucuk daun puring yang ukuran daunnya sama. Masing-masing dipotong dengan
ukuran 30 cm.
2. Kupas
kulit bagian pangkal batang (buang floemnya) sepanjang 3 cm dari pangkal
batang. Apabila daunnya terlalu banyak boleh dikurangi. Tetapi jumlah daunnya
antara kedua pucuk harus sama.
3. Sisipkan
setiap batang melalui sumbat gabus yang telah dilubangi dan dipasang pada botol
selai yang sudah diisi dengan air sampai
bagian .
4. Sebelum
dimasukan kedalam botol selai, masing-masing bagian pangkal tanaman diolesi
dengan vaseline
5. Rendam
pucuk tanaman tersebut dalam botol selai yang telah berisi air. Usahakan ujung
tanaman tidak menyentuh dasar botol. Beri tanda permukaan air awal.
6. Amati
setelah 2 hari dan 7 hari. Beri tanda setiap terjadi penurunan volume air dalam
botol. Bandingkan kondisi kedua pucuk tanaman tersebut.
7. Tentukan
berapa pengurangan volume yang terjadi pada masing-masing botol.
C.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Volume
Air (ml)
|
Kondisi
Tanaman
|
||
Awal
|
Setelah
2 hari
|
Setelah
7 hari
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Pengangkutan Zat
Melalui Xylem
Pengangkutan
zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
A. Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan
air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini
berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Pengangkutan air
dengan arah horizontal, mulai dari epidermis bulu-bulu akar, kemudian masuk ke
lapisan korteks, lalu ke endodermis dan sampai ke berkas pembuluh angkut dalam
air.
Skema :Bulu akar
epidermis korteks endodermis xylem.
Pada
saat air dan mineral melalui jaringan-jaringan tersebut, ada dua kemungkinan
jalan yang dilalui, pertama, air dan mineral akan melalui ruang antar sel dalam
setiap jaringan. Pengangkutan semacam ini disebut Apoplast. Kedua, air dan
mineral bergerak melalui jalur dalam sel yaitu sitoplasma. Air akan masuk ke
dalam sel dan berpindah dari satu sel ke sel yang lain disebut Simplast.
Pengangkutan secara Simplast dapat masuk ke stele melalui sel penerus pada
endodermis, sedangkan pengangkutan secara apoplast tidak dapat sampai ke stele
karena terhalang oleh sel U endodermis.
Penganngkutan
ekstravaskluler dibedakan :
- transportasi/
lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif
melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
- transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
- transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
2.
Pengangkutan Zat
Melalui Floem
Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun
akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/
amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem
secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah.
Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu :
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah.
Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu :
- buluh tapis
- sel pengiring
- parenkim phloem
- serabut-serabut
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Fungsi jaringan pengangkut xylem adalah mengangkut
air serta zat-zat yang terlarut didalamnya dan jaringan floem berfungsi
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis serta proses pengangkutan air pada
tanaman dimulai dari penyerapan air oleh akar melalui jaringan xylem
dan kemudian ditransportkan ke seluruh bagian tanaman terutama daun.
Tetapi pada saat xylem ditutup floem menggantikan fungsinya, tetapi transportasi pada floem ini lebih sedikit dibandingkan transportasi air yang terjadi pada xylem. Kondisi tanaman pada percobaan sangat segar baik tanaman yang xylemnya ditutup dan yang floemnya ditutup dengan vaseline.
Tetapi pada saat xylem ditutup floem menggantikan fungsinya, tetapi transportasi pada floem ini lebih sedikit dibandingkan transportasi air yang terjadi pada xylem. Kondisi tanaman pada percobaan sangat segar baik tanaman yang xylemnya ditutup dan yang floemnya ditutup dengan vaseline.
DAFTAR PUSTAKA
Feryanto, Indra. 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta. Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar