1.1 Latar
Belakang
Perkembangan zaman dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar biasa
terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk
berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian
sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan
kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan
terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan
alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian
yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor
secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno,
1999).
Traktor adalah kendaraan yang
didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah,
atau untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian atau
konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis
kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan
menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama
mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, ”unit traktor” mendefinisikan
kendaraan truk semi-trailer. Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere
yang berarti “menarik”. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu
mesin atau kendaraan yang menarik gerbong.
Mekanisasi pertanian diartikan
secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai
pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut
termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga
manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi
lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan
ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di
dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian
juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi
pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi
yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan
pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi
mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor,
nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik
untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil
pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas
bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin
pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari
negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian
diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam
pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan
teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang
disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya
dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian
baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (Hamiltondkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang
masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia
hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana
pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau
lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan
manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan
jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya
yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut,
beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan
atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga
mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan
tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi
dan misi pertanian modern (Anonim,2011).
Pengembangan teknologi pertanian
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita
umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian
yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita,
maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga
kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas
bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin
pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman
dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi
pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam
pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan
teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang
disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya
dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian
baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
1.2 Traktor
Traktor digunakan untuk berbagai
keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena
memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif
membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor
juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa
irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok
padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai
hasil pertanian.
Dari asal katanya, traktor berarti alat
penghela. Memang fungsi utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah
sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan
sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela tersebut. Pengertian
traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus dirancang untuk menjadi penghela.
Dari sejarahnya, traktor memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela
dengan mesin yang lebih kuat. Traktor adalah alat/mesin penarik beban yang
bersumberdaya mekanis. Klasifikasi traktor dibedakan menjadi dua macam, yaitu
berdasarkan kegunaan dan jenis roda penggeraknya. (Defredo. 2005).
a)
Traktor mini
Merupakan traktor yang mempunyai dua
poros roda (beroda empat). Traktor ini memiliki panjang bekisar 1790-2070 mm,
lebar berkisar 995-1020 mm dan dayanya berkisar 12,5-20 HP. Pada elemennya
traktor jenis ini digerakkan oleh motor diesel dua silinder atau lebih,
mempunyai 6 kecepatan (versneling) maju dan 2 kecepatan mundur, yang
dibedakan menjadi 4 macam kecepatan rendah (termasuk kecepatan mundur) dan 4
macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja berkisar
antara 0,94-4,79 km/jam dan kecepatan transport antara 7,54-13,31 km/jam.
Traktor jenis ini sudah dilegkapi dengan PTO (power take off), three
point hitch (tiga titik penggandengan/system mounted). Pada
umumnya konstruksi traktor mini tidak banyak berbeda dengan traktor besar,
perbedaannya hanya pada dayanya saja.
b)
Traktor tangan (Hand Traktor)
Traktor tangan merupakan traktor
yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempnyai
panjang berkisar 1740-2290 mm, lebar berkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar
6-10 HP. Sebagai daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder
tunggal. Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan
menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang pada umumnya motor diesel.
Sebagai mesin pengolah tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan
pengolahan tanah, seperti bajak piring, garu piring. Berfungsi pula untuk
menggerakkan peralatan stasioner, seperti generator listrik, mesin pompa air,
mesin penggilingan gabah (Nawawi, 2001).
Bagian Pada Traktor
1)
Pengunci differensial
Diferensial (gardan) berfungsi untuk
merubah sudut putaran mesin menjadi 90º. Selain itu juga untuk memungkinkan
putaran roda kanan dan kiri berbeda (saat membelok). Pengunci diferensial
diperlukan untuk membebaskan traktor dari slip. Alat ini menyamakan putaran
roda kanan dan kiri. Ada dua macam tipe pengunci diferensial:
a. Pengunci diferensial
mekanik : Digerakkan dengan pedal yang diinjak kaki dan langsung diteruskan ke
pengunci diferensial pada gardan.
b. Pengunci diferensial hidrolis :
Digerakkan dengan sistem hidrolis.
2)
Final driver
Fungsi final drive adalah mereduksi
atau mengurangi lebih lanjut putaran poros roda belakang. Selain untuk menambah
traksi, final drive juga berfungsi untuk meninggikan badan traktor.
3)
Power take off
Merupakan keluaran daya dari mesin
traktor yang berupa putaran yang bisa digunakan untuk menggerakkan peralatan
lain. Poros PTO dihubungkan secara langsung dengan poros setelah kopling,
kemudian PTO sendiri menggunakan versneling tersendiri untuk mengatur kecepatan
putaran PTO agar sesuai dengan kebutuhan.
4)
Sistem hidrolis
Sistem hidrolis adalah sistem
penerusan daya dengan menggunakan aliran fluida tak mampat (minyak
pelumas/oli). Minyak pelumas dipompakan dari bak penampung (reservoir)
untuk selanjutnya disalurkan ke silinder penekan hidrolis. Sistem hidrolis
banyak digunakan pada bagian-bagian traktor, misalnya system steering (power
steering), sistem pengereman, pengunci diferensial, sistem pengangkatan dan
penggandengan.
5)
Sistem penggandengan
Traktor merupakan sumberdaya penarik
sehingga traktor dilengkapi dengan sistem peggandengan yang berfungsi untuk
menggandengkan alat/mesin pertanian. Sistem penggandengan alat/mesin pertanian
terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Sistem penggandengan satu titik (trailing)
Sistem ini sering digunakan untuk
penggandengan peralatan transportasi.
Bagian yang digandengakan mempunyai roda sendiri,
sehingga beban tidak disangga oleh traktor. Perlatan tambahan pada
traktor untuk penggandengan sistem trailing disebut drawbar.
2. Sistem penggandengan tiga titik (mounted)
Sistem ini menggunakan tiga titik
penggandengan yang terdiri dari dua titik penggandengan bawah (low link).
Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolis yang berfungsi untuk mengangkat
dan menurunkan alat/mesin pertanian yang digandeng. Sistem ini biasanya
digunakan untuk menggandeng bajak, garu, alat penyiang dll.
6)
Double gas throttle (gas ganda)
Traktor sering digunakan pada medan
yang tidak rata, sehingga diperlukan gas yang tidak berubah karena guncangan. Traktor
dilengkapi dengan gas tangan selain gas kaki.
7)
Double brake
Pada traktor, rem kiri dan rem kanan
dipisah dengan tujuan untuk membantu pada saat pembelokkan. Dengan pengereman
salah satu roda, maka putaran belok akan semakin kecil, sehingga memudahkan
pengoperasian traktor di lapangan.
8)
Penyetelan jarak antar roda (wheel gauge)
Jarak antar roda kanan dan kiri
dapat dirubah menurut kebutuhan, sehingga roda traktor tidak merusak tanaman
jika digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman. Pengaturan jarak roda kanan
dan kiri disesuaikan dengan jarak antar tanaman.
9)
Pemberat (ballast)
Traktor dilengkapi dengan ballast
yang dipasang di bagian depan traktor yang berfungsi untuk mecegah roda depan
traktor terangkat jika digunakan untuk menarik beban yang berat. (Hamris, Moh,
2000).
Cara menggunakan Traktor
1. Menghidupkan motor
Traktor yang menggunakan motor diesel dihidupkan dengan engkol. Mula – mula
engkol dipasang pada poros engkol (crank Shaft). Setelah gas dibesarkan
sedikit. Engkol diputar beberapa kali sampai putarannya cukup untuk
menghidupakan motor. Sewaktu pemutaran, jangan lupa menarik alat penghilang
kompresi (dekompresi level). Jika tidak, tidak akan dapat memutar engkol motor.
2. Memajukan traktor roda dua
Traktor roda dua baru dapat maju setelah motor dihidupkan. Setelah itu
periksalah apakah gigi / porsneling sudah netral dan kopling, jika tidak
mungkin saja dapat menimbulkan kecelakaan. Disamping itu pada traktor terdapat
alat yang dapat mengatur kecepatan rendah atau tinggi. Alat ini digunakan untuk
menambah atau mengurangi kecepatan lajunya traktor juga untuk putaran garu/
cangkul putar.
3. Menghentikan traktor
Traktor dapat dihentikan cukup dengan menarik tongkat kopling kebelakang.
Yaitu ke posisi “OFF”. Kalau dalam posisi “OFF” traktor belum berhenti ,
berarti penyetelan kopling tidak baik atau piringannya sudah aus. Setelah
traktor berhenti, segera netralkan gigi kembali dan turunkan gas.
4. Membelokkan traktor
Membelokkan traktor sewaktu bekerja dilakukan dengan menggunakan steering
clutch/ kopling pembelok kiri dan kanan. Sewaktu membelok jangan lupamenurunkan
gas dan mengangkat sedikit bagian belakang traktor agar pembelokannya lebih
mudah dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan terutama kalau bekerja ditanah yang
lembek dan basah. Jika tidak ada kemungkinan traktor terbenam. Tekanlah kopling
pembelok kiri bila hendak membelok kekiri dan tekanlah kopling kekanan kalau
hendak membelok kekanan.
5. Memundurkan traktor
Kopling dalam posisi OFF setelah itu masukkan gigi ke gigi mundur R,
kemudian lepaskan kopling pelan pelan dan gas jangan terlalu besar. Kalau
kopling dilepaskan sekaligus maka kecelakan mungkin akan terjadi.
6. Menjalankan lurus kedepan
Traktor harus dapat jalan lurus ke muka selama operasi. Kalau traktor jaln berbelok
– belok. Maka akan menyulitkan pekerjaan selanjutnya dan memungkinkan traktor
terbenam terutama jika tanahnya basah atau lembek. Ada beberapa hal
yang harus dilakukan untuk membuat traktor dapat berjalan lurus kedepan yaitu :
a) Operator
harus memandang lurus kedepan.
b) Peganglah pegangan traktor dengan tangan lentur dan tidak kaku.
c) Jika traktor membelok ke kiri atau kekanan, tekanlah segera kopling
pembelok kanan atau kiri.
d) Kalau menggunakan ban karet usahakanlah agar tekanan angin ban kiri dan
kanan sama.
Di samping kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak
di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi
dioperasikan melalui tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan
ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan.
Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu
juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat
bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor
penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada
traktor tangan, yaitu; roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage
wheell).
Roda ban berfungsi untuk transportasi.dan mengolah tanah kering.
Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban
dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk
pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah,
sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda
apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang
lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor
agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan
spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya
traktor. (Frans Jusuf Daywint, 2008).
Sebagian besar, traktor tangan menggunakan motor diesel sebagai tenaga
penggerak dan dihidupkan dengan engkol. Pemakaian poros engkol dimaksudkan agar
traktor tangan dapat lebih murah harganya, dan relatif lebih awet dibanding
dengan sistem start yang lain. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah
penting dalam menghidupkan dan mematikan traktor tangan, beserta tujuannya.
Menghidupkan traktor tangan :
1. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak
berjalan pada saat dihidupkan
2. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral.
3. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang
pembakaran
4. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar)
yang cukup banyak di ruang pembakaran.
5. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di
ruang pembakaran pada saat engkol diputar.
6. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah jarum jam
beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian
traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk menunjukkan adanya aliran
pelumas.
7. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk
menghidupkan motor.
8. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih
tetap diputar sampai motor hidup.
9. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal
ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring.
10. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner
11. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses
pelumasan dapat berjalan dengan baik
12. Traktor siap untuk dioperasikan.
Bajak adalah alat yang digunakan dalam pertanian awal untuk budidaya di tanah untuk persiapan penanaman bibit atau
tanaman. Ia telah menjadi instrumen dasar bagi sebagian besar dari rekaman
sejarah, dan merupakan salah satu kemajuan besar di sektor
pertanian. Tujuan utama dari ploughing adalah untuk mematikan melalui lapisan
atas tanah, sehingga gizi segar ke permukaan, sedangkan makam gulma dan
sisa-sisa tanaman sebelumnya, yang memungkinkan mereka untuk mengalah. Ia juga
aerates tanah, dan memungkinkan untuk terus uap air yang lebih baik. Modern
ini, penggunaan bajak biasanya di lahan kering, dan kemudian digaru sebelum
tanam.
1.3 Macam-macam Bajak
/plow :
Bajak berdasarkan bentuk dan kegunaannya dibedakan atas : bajak singkal
(moldboard plow), bajak piringan (disc plow), bajak putar (rotary plow), bajak
pahat (chisel plow), bajak tanah bawah (sub soil plow).
a) Bajak singkal/ Moldboard plow
Bajak singkal merupakan jenis bajak tertua yang dikenal manusia untuk
mengolah tanah.Bajak singkal dapat digunakan untuk berbagai macam jenis tanah
dan sangat baik untuk membalik tanah.
Bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur
yang disebut furrow.
Bagian bajak singkal yang
memotong dan membalik tanah disebut bottom.
Bottom terdiri dari
bagian-bagian utama yaitu :
1). Singkal ( mold board )
berguna untuk melempar tanah
2). Pisau ( share ) berguna
untuk memotong tanah
3). Penahan samping (
landside) berguna untuk menyeimbangkan serta menahan bajak.
Ketiga bagian tersebut diikat pada bagian yang disebut penyatu ( frog ).
b) Bajak piringan (disc plow)
Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan
tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti
parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah.
Keuntungan
menggunakan bajak piring :
1. Dapat bekerja di tanah yang keras dan kering
2. Dapat bekerja di tanah yang lengket
3. Dapat bekerja di tanah yang berbatu
4. Dapat bekerja di tanah yang berakar
5. Dapat bekerja di tanah yang memerlukan pengerjaan dalam
Kelemahan
menggunakan bajak piring :
1. Tidak dapat menutup sisa tanaman / rumput yang telah terpotong
2. Bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata
3. Hasil pengolahan tanahnya masih berupa bongkahan-bongkahan
c) Bajak rotary / pisau berputar/ rotary plow
Bajak rotary adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar,
bajak ini terdiri dari pisau – pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada
poros yang berputar karena digerakkan oleh motor. Bajak ini banyak ditemui pada
pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. Meski termasuk golongan bajak,
tetapi bajak rotary berfungsi tidak untuk membalik dan melempar tanah, tetapi
hanya untuk memotong tanah saja. Bajak rotary ini terdiri dari pisau-pisau
putar yang terpasang pada poros. Semakin cepat putaran poros maka semakin cepat
putaran pisau. Dalam penggunaannya seringkali tanah lengket dan menempel pada
mata pisau. Untuk mengurangi tanah lengket yang menempel pada mata pisau saat
penggunaannya bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau atau memperlambat
gerakan saat menggunakannya.
d) Bajak chisel/ chisel plow
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.digunakan untuk
memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inchi dan digunakan
sebelum pembajakan tanah dimulai.
Bajak chisel digunakan untuk menembus
tanah dengan alat yang menyerupai pahat / ujung sekop yang disebut mata bajak
chisel / chisel point.
Fungsi bajak chisel adalah :
·
Untuk memecah tanah yang keras
dan kering, biasa dilakukan sebelum pembajakan -untuk tanah
tertentu.
·
Untuk pengerjaan praktis tanah
bagian bawah.
·
Untuk mengolah tanah yang
berjerami dan memotong sisa –sisa perakaran yang berada dalam tanah.
·
Untuk memecah lapisan keras
tanah ( hardpan / plow sole )
·
Untuk memperbaiki infiltrasi
air pada tanah.
e) Bajak subsoil/ subsoil plow
Alat ini digunakan untuk memecah lapisan keras didalam tanah (hard pan)
atau untuk memperbaiki drainase tanah, hampir sama dengan bajak chisel, namun
dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu
mencapai kedalaman sekitar 50 – 90 cm
1.4 Thresher
Thresher adalah alat perontok benih
padi. Perontokan merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen
padi, dimana padi yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan
bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan memukul
bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan
banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai
tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus
dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari
batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya. Untuk memisahkan
biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang
berbeda-beda.. Adapun besarnya daya threser yang di butuhkan dalam perontokan
padi di pengaruhi oleh ukuran. Fariable-fariable lain yang mempengaruhi seperti
berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas padi.Besarnya daya
thresher s(mesin perontok benih padi) yang diperlukan dalam proses perontokan
padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang
akan dirontokkan. Variabel-variabel lain yang mempengaruhi dalam perontokkan
adalah berat gabah, tingkat kematangan, kadar air dalam gabah dan varietas
padi.. Mekanisme perontokan padi yang memisahkan gabah dengan tangkainya
terutama terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu
penyalur pemukul biasanya ditempatkan didepan silinder dan ujung atas Dari
penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan bulir-bulir ke
mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari batangnya atau jerami melalui
blower yang menghasilkan angin. Angin ini bisa menjadikan suatu daya unutk
dapat meemisahkan antara paid dan jerami. Padi yang penuh isinya akan
dikeluarkan dibawah thresher dan jerami serta gabah yang kosong akan dipisah
dari gabah yang diisi. Alat pengatur untuk pengubah kecepatan (Rpm) yang
disesuaikan dengan jenis padi.
Bagian komponen power thresher terdiri
dari:
1.
Kerangka utama
terbuat dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak
tebal 1 – 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya.
2.
Silinder perontok
terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder
dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup
dengan lembaran bulat tebal 2 – 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut
terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60
mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah. Diameter poros
perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang
posisinya duduk pada kerangka utama.
3.
Dalam ruang silinder
terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip
pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup
atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah
belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm.
Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari
kawat baja atau besi baja 0,6 – 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah
lingkar-an, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi
perontok dan jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada
silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari
besi plat tebal 2 – 3 mm denngan ukuran 15 – 15 mm.
4.
Ayakan terletak di
sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat dari
plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas
berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini
bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken.
5.
Kipas angin terbuat
dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
6.
Unit transmisi
tenaga, melalui puller dan V belt dari motor
penggerak silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V belt yang
digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah
500 – 600 RPM.
Keunggulan dan Kelemahan Perontok Padi
Ø Keunggulan
Mesin Power Thresher
(Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal
dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.
Alat dan Mesin
Pertanian (mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi yang cukup berarti
dalam rangka meningkatkan keuntungan usaha tani padi sawah. Unsur-unsur
yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan dan
pembersihan sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power thresher
terbukti dapat mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi
kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah dalam
usaha taninya, selain itu mempunyai kelebihan yang lain yaitu :
1.
Mobilitas tinggi
(menggunakan roda transportasi).
2.
Pengumpanan
(Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input.
3.
Metode potong
pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok.
4.
Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami
dipegang dengan tangan.
5.
Kecepatan putar
kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter pully kipas
penghembus.
Ø Kekurangan
1.
Biaya awal lebih
mahal.
2.
Biaya perawatan lebih mahal
Cara Kerja Alat atau Prosedur Sebelum Pemakaian
1. Taruhlah mesin ditempast yang rata, dekat dengan
tumpukan hasil yang akan dirontok, bila perlu taruhlah alas terpalatau lembaran plastik
di bawah mesin, untuk mengurangi susut karena tercecer.
2. Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga
kotoran akan keluar searah dengan arah
angin.
3. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin
menghadap dinding atau buatlah dinding buatan berupa lembaran plastic atau anyaman bambu didepan mesin sedemikian rupa sehingga
butiran bijian yang terlempar dapat dikumpulkan.
4. Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua
gigi perontok, konkaf, bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda
asing yang sekiranya akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi
operator. Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang
lepas atau bersentuhan atau bergesekan.
5. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk pulley, bila sabuk tidak dalam satu garis lini dan
ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat rusak
sebelum waktunya. Untuk permukaan pulley yang kasar
sebaiknya diamplas dan bila pulley retak, sebaiknya segera diganti.
6. Lumasilah semua
bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, periksa juga secara
menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor.
Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.
Cara Kerja Mesin Perontok Padi
1.
Setelah semuanya
siap, star atau hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan. Periksalah
posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau
berpindah tempat.
2.
Masukkan sedikit
bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar (rpm) drum
perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang belum terontok.
3.
Setelah mesin siap
dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu pemasukan
secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di
meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk
melayani mesin ini.
4.
Kurangi pemasukan
bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan yang masih belum
kering. Apabila mesin macet atau slip karena
overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya.
5.
Apabila dirasa
posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi
untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin
perontok.
6.
Cegahlah jangan
sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang masuk
kedalam mesin.
7.
Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu
pelempar jerami atau kipas penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar
tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan,
bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu
pengeluaran gabah.
8.
Apabila proses
perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian
dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi
selimut agar tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan
menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit.
1.5 Prinsip
Kerja Motor Bensin 4 Tak
Mesin empat tak adalah mesin pembakaran dalam, yang
dalam satu kali siklus pembakaran akan mengalami empat langkah piston.
Sekarang ini, mesin pembakaran dalam pada mobil, sepeda motor, truk, pesawat
terbang, kapal, alat berat dan sebagainya, umumnya menggunakan siklus empat
langkah. Empat langkah tersebut meliputi langkah hisap (pemasukan), kompresi,
tenaga dan langkah buang. Yang secara keseluruhan memerlukan dua putaran poros
engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin
bensin atau mesin
diesel.
Proses Kerja
adalah keseluruhan langkah yang berurutan untuk terjadinya satu siklus kerja
dari motor. Proses kerja ini terjadi berurutan dan berulang-ulang. Piston motor
bergerak bolak balik dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan
dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) pada langkah selanjutnya
1.
Langkah Hisap ( Langkah pemasukan bahan bakar )
Dalam
langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke dalam silinder.Katup
hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak dari titik
mati atas ( TMA ) ke titik mati bawah (TMB), menyebabkan ruang silinder menjadi
vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder
yang disebabkan adanya tekanan udara luar.
2.
Langkah Kompresi ( Pemanfaatan )
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar
dikompresikan. Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi
dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga akan mudah
terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi . Poros engkol berputar
satu kali ketika torak mencapai titk mati atas ( TMA ).
3.
Langkah Usaha ( Power )
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk
menggerakkan kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas ( TMA ) pada saat
langkah kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang
telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas
pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga
mesin.
4.
Langkah Buang
Dalam
langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder. Katup
buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak bergarak dari titik
mati bawah( TMB ) ke titik mati atas ( TMA ), mendorong gas bekas keluar dari
silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap kedua katup akan
membuka sedikit ( valve overlap ) yang berfungsi sebagai langkah pembilasan (
campuran udara dan bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran ).
Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah
berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh
dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1
langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja
dari pada meain empat langkah.
Pada motor
empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat langkah piston.
Langkah pertama yaitu piston bergerak dari TMA ke TMB, disebut langkah pengisian.
Langkah kedua yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah kompresi.
Langkah ketiga piston bergerak dari TMA ke TMB disebut langkah usaha. Pada
langkah usaha in terjadilah proses pembakaran bahan bakar (campuran udara dan
bahan bakar) didalam silinder motor / ruang pembakaran yang menghasilkan tenaga
yang mendorong piston dariTMA keTMB. Langkah keempat yaitu piston bergerak dari
TMB ke TMA disebut langkah pembuangan. Gas hasil pembakaran didorong oleh
piston keluar silinder motor. Jadi pada motor empat langkah proses kerja mptor
untuk menghasilkan satu langkah usaha (yang menghasilkan tenaga) diperlukan
empat langkah piston. Empat langkah piston berarti sama dengan dua kali putaran
poros engkol.
Pada motor
dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali langkah usaha
hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah yang paling
sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak
berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Proses
kerjanya adalah sebagai berikut. Piston berada TMB, kedua lubang (masuk dan
buang) sama sama terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar dimasukkan
kedalam silinder melalui lubang masuk. Gerakan piston dari TMB ke TMA, maka
lubang masukakan tertutup dan tertutup pula lubang buang.maka terjadilah
langkah kompresi. Pada akhir langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas
bahan bakar. Dengan terjadinya pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan
tenaga pembakaran yang mendorong piston ke bawah dari TMA ke TMB. Langkah usaha
terakhir terjadilah pembuangan gas bekas begitu terbuka lubang buang. Sesudah
itu terbuka pula lubang masuk sehingga terjadi pemasukkan gas baru sekaligus
mendorong mendorong gas bekas keluar melalui lubang buang. Dengan demikian pada
motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan satu kali langkah usaha /
pembakaran gas dalam silinder , hanya diperlukan dua langkah piston . dilihat
dari putaran poros engkolnya diperlukan satu kali putaran poros engkol.
DAFTAR
PUSTAKA
Aprianto, 2004. Peralatan yang digunakan dalam Pertanian.
Gadjah Mada Ekspres : Yogyakarta.
Anonim, 2000. Mesin Pasca Pengelolahan Lahan. Institut
Pertanian Bogor : Bogor
Defredo. 2005. Mekanisasi Pertanian. PT Grafindo :
Jakarta
Frans Jusuf Daywint,
2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di
Lahan Kering,Graha Ilmu: Yogyakarta
Hamris, Moh, 2000. Bagian- Bagian dari Traktor.
www.Blogspot_Hamris.com. Diakses tanggal 15 Desember 2013.
Nawawi, 2001. Pengenalan Traktor Tangan (Hand Traktor).
Erlangga : Jakarta
Sukirno, MS.1999. Mekanisasi Pertanian.Pokok Bahasan Alat
Mesin Pertanian dan
Pengelolaannya. Diklat Kuliah. UGM, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar